PROSES PEMBUATAN POROS RODA GIGI
A.Alat Dan Bahan
Untuk membuat poros roda gigi saya menggunakan bahan dari besi st 37 ukuran 1 inch dengan panjang 100 mm. saya menggunakan alat:
1. Mesin bubut
2. Mesin frais
Pahat bubut yang digunakan:
1. Pahat rata kanan dari HSS konvensional
2. Pahat alur berukuran 2 mm dan 3 mm
3. Pahat ulir (m12×1,75) sudut puncak 60°
Bor senter yang digunakan:
v Bor senter ukuran 3 mm
Pisau frais yang digunakan:
v Endmil diameter 10 mm
Pendingin yang digunakan:
v Dromus
B. Langkah 1
langkah pertama yaitu, saya memotong bahan terlebih dahulu, bahan yang dipotong adalah besi st 37 (1 inch) berukuran panjang 100 mm. kemudian setelah bahan telah dipotong saya kikir permukaan besi supaya rata agar dapat memudahkan dalam proses facing atau bubut muka. Setelah itu saya mempersiapkan segala peralatan untuk proses pembubutan.
C. Langkah 2
langkah kedua yaitu proses pembubutan, diawali dengan mensetting mesin bubut dilakukan dengan cara memeriksa semua eretan mesin, putaran sepindlle, posisi kepala lepas, alat pencekam benda kerja, pemegang pahat, dan posisi kepala tetap. Saya usahakan posisi sumbu kerja kepala tetap dengan kepala lepas pada satu garis untuk pembubutan lurus, sehingga hasil pembubutan tidak tirus.
Pemasangan pahat dilakukan dengan cara, menjepit pahat pada rumah pahat. Usahakan bagian pahat yang menonjol tidak terlalu panjang, supaya tidak terjadi getaran pada pahat ketika proses pemotongan dilakukan. Lakukan penyentelan pahat dengan tailstock atau kepala lepas. Pencekaman benda kerja perlu diperhatikan, usahakan benda kerja tidak goyang, saya menggunakan cekam rahang 3 ( untuk benda silindris) alat pencekam ini masing masing rahangnya bergerak bersama sama menuju sumbu cekam apabila salah satu rahangnya di gerakan.
D. Langkah 3
setelah benda kerja di cekam dan tidak goyang, proses pertama yaitu proses facing dengan menggunakan pahat rata kanan, setelah di facing kemudian saya lepas tailstock dan menggantinya dengan bor center 3 mm, kemudian benda kerja dibor senter sedalam 3 mm.
E. Langkah 4
langkah selanjutnya yaitu membubut rata dengan merubah posisi pahat, posisi pahat harus 90° atau tegak lurus dengan benda kerja. Benda kerja dibubut rata sampai diameter 22 mm sepanjang 100 mm, catatan proses ini dilakukan dua kali dengan membalik benda kerja. kecepatan putaran 500 dan kedalaman pemakanan 1 mm, dan juga saya menggunakan pendingin supaya pahat tidak cepat tumpul, dalam pembubutan rata saya menggunakan tailstock yang di masukan pada lubang senter, bertujuan agar benda kerja tetap lurus dan tidak goyang pada saat pembubutan sehingga hasilnya dapat maximal lurus dan tidak tirus atau benda kerja tidak silindris.
Selanjutnya proses bubut bertingkat, bubut bertingkat yang pertama yaitu panjang 35 mm dan diameter 11,9 mm, kenapa tidak 12 mm?, karena bagian ini akan di ulir m12×1,75 kalau dipaskan 12mm dikhawtirkan ulir terlalu sesak sehingga mur sulit masuk. Bubut bertingkat yang kedua yaitu diameter 16 mm, sepanjang 43 mm. bagian ini dibuat halus N7 dengan cara mempercepat putaran dan memperkecil penyayatan. Kemudian balik benda kerja, lakukan facing sampai benda kerja mempunyai panjang 96 mm. setelah panjang benda kerja sudah 96 mm, bubut rata sampai diameter 16 mm, sepanjang 12 mm. proses bubut rata dan bertingkat pun selesai.
Dilanjutkan dengan proses bubut alur, pertama seting center pahat alur ukuran 2mm, setelah pahat center, atur kecepatan spindle kira kira 200, dan pemakanan pun harus sedikit kira kira 0,1 mm, harus dilakukan re-track atau gerakan pahat mundur, supaya menghindari pahat patah atau pahat cepat tumpul, alur benda kerja sampai diameter 12 mm. selanjutnya balik benda kerja, pasang bubut alur ukuran 3mm kemudian centerkan, setelah pahat center, alurlah sampai diameter 12 mm, catatan posisi pembubutan baik bubut alur maupun yang lainnya saya lampirkan gambar kerja supaya lebih jelas.
Kemudian proses ulir m12×1,75, sebelum di ulir, saya champer terlebih dahulu dengan menggunakan pahat rata kanan 2×45°. Kemudian pasang pahat ulir m12×1,75 lalu center kan, pahat yang digunakan memiliki sudut puncak 60° . dilanjutkan dengan mensetting mesin bubut dan mengecek roda gigi untuk proses mengulir.kecepatan spindle yaitu kecepatan terendah mesin.
cara mengulir:
o Memajukan pahat pada diameter luar ulir
o Setting ukuran pada handle ukuran eretan atas menjadi 0 mm
o Tarik pahat keluar benda kerja, sehingga pahat diluar benda kerja dengan jarak bebas sebesar 10 mm disebelah kanan benda kerja
o Atur pengatur kisar menurut table kisar yang ada dimesin bubut, geser handle gerakan eretan bawah untuk pembuatan ulir
o Masukan pahat dengan kedalaman potong sekitar 0,1 mm
o Putar sepindle mesin sampai panjang ulir yang dibuat terdapat goresan pahat, kemudian hentikan mesindan tarik pahat keluar
o Periksa kisar ulir dengan menggunakan caliber ulir, apabila sudah sesuai maka proses pembuatan ulir dilanjutkan. Kalau missal belum sesuai cek kembali posisi handle pengatur kisar pada mesin bubut
o Gerakan pahat mundur dengan cara memutar sepindle arah kebalikan,hentikan setelah posisi pahat di depan benda kerja
o Majukan pahat untuk kedalaman potong berikutnya dengan memajukan eretan atas
o Dilanjutkan seperti langkah nomor 7 sampai kedalaman ulir maksimal tercapai
o Pada kedalaman ulir maksimal proses penyayatan harus dilakukan berulang ulang agar beram yang tersisa terpotong semuanya
o Setelah selesai proses pembuatan ulir, hasil yang diperoleh di cek ukurannya Panjang benda kerja yang diulir yaitu 20 mm.
Sampai sini proses bubut sudah selesai, dilanjutkan dengan proses frais. Langkah pertama yaitu mempersiapkan segala peralatan untuk mengefrais, setelah semua alat siap, cek terlebiah dahulu kondisi mesin, apabila sudah sesuai, pasang endmill diameter 10 mm, lalu kunci sampai endmill terpasang baik dan tidak goyang. Dilanjutkan dengan mencekam benda kerja dengan menggunakan kepala pembagi, selanjutnya apabila benda kerja sudah tercekam dengan baik, proses pengefraisan pun dilakukan, frais benda kerja sampai kotak, panjang yang di frais 10 mm sampai ukuran kotaknya sesuai dengan kunci pas 12 mm. proses pengefraisan 4 kali, setiap permukaan dilakukan penyayatan sedalam 2 mm. untuk lebih jelasnya saya lampirkan satu lembar kerja. Setelah proses frais selesai buka benda kerja dan lakukan proses bubut kembali untuk menchamper 1×30°, poros roda gigi pun selesai di buat, apabila hasil ingin lebih rapih lakukanlah pengikiran.
Selanjutnya saya merapihkan dan membersihkan alat dan mesin dengan menggunakan kain dan kuas, untuk bagian bagian yang sulit saya gunakan kompresor[1]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar